selamat datang di blog saya

anda dapat melihat blog saya

Minggu, 16 Januari 2011

Coding (Pengkodean)

 

White Box Testing dan Black Box Testing

Dua macam pendekatan test yaitu :

1. Black Box Testing 
 Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi PL tentang cara
beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan
secara eksternal selalu dijaga kemutakhirannya.
2. White Box Testing
Adalah meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci, karenanya
logikal path (jalur logika) perangkat lunak akan ditest dengan
menyediakan test case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan
atau pengulangan secara spesifik. Secara sekilas dapat diambil
kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan
program yang benar secara 100%.
UJI COBA WHITE BOX
Uji coba white box adalah metode perancangan test case yang
menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk
mendapatkan test case. Dengan rnenggunakan metode white box, analis
sistem akan dapat memperoleh test case yang:
· menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan
sekurang-kurangnya sekali
· mengerjakan seluruh keputusan logikal
· mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya
· mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas
1. UJI COBA BASIS PATH
Uji coba basis path adalah teknik uji coba white box yg diusulkan
Tom McCabe. Metode ini memungkinkan perancang test case mendapatkan
ukuran kekompleksan logical dari perancangan prosedural dan menggunkan
ukuran ini sbg petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur
pengerjaan. Test case yg didapat digunakan untuk mengerjakan basis set
yg menjamin pengerjaan setiap perintah minimal satu kali selama uji coba.

PENGUJIAN BLACK-BOX
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional PL. Pengujian
inimemungkinkan analis system memperoleh kumpulan kondisi input yg
akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program.
Tujuan metode ini mencari kesalaman pada:
· Fungsi yg salah atau hilang
· Kesalahan pada interface
· Kesalahan pada struktur data atau akses database
· Kesalahan performansi
· Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir
Metode ini tidak terfokus pada struktur kontrol seperti pengujian whitebox
tetapi pada domain informasi.
Pengujian dirancang untuk menjawab pertanyaan sbb:
· Bagaimana validitas fungsional diuji?
· Apa kelas input yg terbaik untuk uji coba yg baik?
· Apakah sistem sangat peka terhadap nilai input tertentu?
· Bagaimana jika kelas data yang terbatas dipisahkan?
· Bagaimana volume data yg dapat ditoleransi oleh sistem?
· Bagaimana pengaruh kombinasi data terhadap pengoperasian
system?
1. EQUIVALENCE PARTITIONING
Equivalence partitioning adalah metode pengujian black-box yg memecah
atau membagi domain input dari program ke dalam kelas-kelas data
sehingga test case dapat diperoleh.
Perancangan test case equivalence partitioning berdasarkan evaluasi kelas
equivalence untuk kondisi input yg menggambarkan kumpulan keadaan yg
valid atau tidak. Kondisi input dapat berupa nilai numeric, range nilai,
kumpulan nilai yg berhubungan atau kondisi Boolean.
Contoh :
Pemeliharaan data untuk aplikasi bank yg sudah diotomatisasikan. Pemakai
dapat memutar nomor telepon bank dengan menggunakan mikro komputer
yg terhubung dengan password yg telah ditentukan dan diikuti dengan
perintah-perintah. Data yg diterima adalah :
Kode area : kosong atau 3 digit
Prefix : 3 digit atau tidak diawali 0 atau 1
Suffix : 4 digit
Password : 6 digit alfanumerik
Perintah : check, deposit, dll
Selanjutnya kondisi input digabungkan dengan masing-masing data elemen
dapat ditentukan sbb :
Kode area : kondisi input, Boolean – kode area mungkin ada atau tidak
kondisi input, range – nilai ditentukan antara 200 dan 999
Prefix : kondisi input range > 200 atau tidak diawali 0 atau 1
Suffix : kondisi input nilai 4 digit
Password : kondisi input boolean – pw mungkin diperlukan atau tidak
kondisi input nilai dengan 6 karakter string
Perintah : kondisi input set berisi perintah-perintah yang telah
didefinisikan

Coding (Pengkodean)

Penanda (Coding) merupakan unsur yang penting dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Coding yang akan dikupas dalam sajian artikel saat yang menyangkut tentang penelitian kuantiataif. Dalam penelitian kuantitatif lebih mengarah untuk menetukan rasio data maka perlu adanya coding untuk memudahkan dalam membedakan antara data yang satu dengan lainnya.

Cara mengcoding dari data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang atau hanya “ya” atau “tidak”. Untuk memudahkan analisis tersebut maka diperlukan jawaban-jawaban yang memerlukan kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer, mengodekan data artinya menaruh angka dalam setiap jawaban.

Adapun cara-cara mengodekan data, yaitu:
Pemberian kode dapat dilakukan dengan jenis pertanyaan, jawaban atau pertanyaan. Dalam hal ini dapat dibedakan:

1.1. Jawaban Berupa Angka
Jawaban responden dapat dalam bentuk angka. Pertanyaan tentang pendapatan perbulan, jawabannya sudah jelas dalam bentuk angka. Misalnya, Rp. 149.500,00. Begitu dalam mengukur berat tongkol jagung, maka jawaban sudah jelas dalam bentuk angka. Untuk jawaban dalam bentuk angka ini, maka untuk kode adalah angka jawaban itu sendiri

Misalnya:

JawabanKode
Luas: 4,5 hektar45

Jika jawaban dalam bentuk interval angka, maka angka-angka tersebut perlu doberi kode tersendiri, misalnya:
  JawabanKode
  Luas antara 0,5 ha-1,0 ha
  Luas antara 1,1 ha-3,0 ha
  Luas diatas 3,0 ha
 15
 16
 17

1.2. Jawaban Pertanyaan Tertutup
Jawaban pertanyaan tertutup adanya jawaban yang sudah disediakan lebih dahulu, dan responden hanya tinggal mengecek saja jawaban-jawaban tersebut sesuai dengan intruksi. Responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban diluar yang telah diberikan.
Misalnya:
Apakah bapak seorang petani?
- Ya
- Tidak
  Jawaban Kode
  Ya
  Tidak
0
1

Dapat dilihat diatas tidak ada pilihan bagi responden dalam memilih apakah jawaban sesukanya tetapi hanya ada dua pilihan apakah ya atau tidak dengan menggunakan kode 0 atau 1

1.3. Jawaban Pertanyaan Semi Terbuka
Pada jawaban semi terbuka, selain dari jawaban yang ditentukan, masih diperkenankan lagi jawaban lain yang dianggap cocok oleh responden. Jawaban yang berada diluar dari yang telah disediakan, perlu diberi angka tersendiri untuk kode. Misalnya:
Jenis pupuk yang anda gunakan?
  a. Urea
  b. ZA
  c. TSP
  d. Lain-lain
 Jawaban Kode
Urea
ZA
TSP
Pupuk kandang
KCL
Lain-lain
 1
2
3
4
5
6

1.4. Jawaban Pertanyaan Terbuka
Pada pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya, sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh penjawab, tanpa ada suatu batasan tertentu. Untuk membuat kode terhadap jawaban pertanyaan terbuka, jawaban-jawaban tersebut harus dikategorikan atau dikelompokkan lebih dahulu, sehingga tiap kelompok-kelompok berisi jawaban yang telah dibuat, tetapi apabila ada jawaban yang tidak termasuk dalam kelompok-kelompok tersebut maka dapat dimasukkan dalam kelompok “lain-lain”. Hanya perlu diingat bahwa jawaban yang dimasukkan dalam kelompok lain-lain janganlah terlalu banyak. Juga perlu diingat bahwa jawaban pertanyaan dalam tiap kategori tidak boleh tumpang tindih.
Misalnya:
Apakah alasan Bapak untuk mengikuti program bimas?
  Kelompok jawaban Kode
 Alasan Ekonomi
Alasan Keilmuan
Alasan kebutuhan
Alasan moral
Alasan Bimas
Lain-lain
1
2
3
4
5
6

1.5. Jawaban Kombinasi
Jawaban pertanyaan kombinasi hampir serupa dengan jawaban pertanyaan tertutup. Selain dari jawaban terpisah secara jelas, responden masih dapat dijawab kombinasi dari beberapa jwaban, misalnya:
  • Apakah bapak menggunakan pupuk
  • Menggunakan insektisida
  • Menanam dengan jarak tanah
Jawaban pertanyaan ini dapat terdiri dari beberapa kombinasi. Kombinasi tersebut dapat diberi kode tersendiri. Misalnya:
Jawaban Kode
Menggunakn pupuk
Menggunkan Insektisida
Menanam dengan jarak tanah
Dan seterusnya
1
2
3
4

 

Konversi Huruf – Binary 

http://andikurnia.web.id/2010/04/konversi-huruf-binary/

http://bestmanufacturing.blogspot.com/2009/05/tpm-1-apa-itu-preventive-maintenance.html 

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=11%3Asistem-komunikasi&id=533%3Achannel-coding&option=com_content&Itemid=15 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar